a many little think called love

a many little think called love
give a love = get a love

Selasa, 28 Februari 2012

"Tersenyumlah"

Masa lalu adalah pelajaran dimana kita mampu untuk melangkah ke masa depan. Bukan berarti masa lalu adalah hal yang tak harus diingat baik itu pahit maupun manis semua sama saja. Kehidupan akan terus berputar seiringnya perjalanan waktu. Umur akan selalu berkurang seiring berjalanya detik-detik kematian. Pepatah mengataka kita tak mampu mundur kebelakang yang ada hanyalah mengingat dan memperbaiki apa yang salah di masa lampau.

Semakin berkembangnya teknologi, juga semakin berkembangnya otak manusia. Tak ada lagi manusia yang gap-tek (gagap teknologi) di era ini. Sejak lahir bayi-bayi sudah memakan teknologi dari segi cara mereka berjalan maupun berbicara, bahkan zaman ini bayi-bayipun sudah mampu menggunakan laptop maupun handphone. Bagaimana nasib kedua orang tua kita ? bagaimana nasib kakek dan nenek kita ?. Tak banyak dari anak remaja yang jengkel akan ke "gap_tek"an orang tuanya, bahkan mereka lebih memilih mengeraskan volume radio di kamarnya ketika salah satu orang tua mereka menerima telfon dengan telfon genggam.

Semakin berkembangnya kehidupan saat ini namun tidak dengan sebuah perasaan, perasaan tak pernah berkembang dan perasaan selalu berputar. Sedih, senang, suka maupun duka, harapan maupun berharap, mencintai ataupun dicintai, membenci dan menyukai. Tak lihatkah era ini semakin berkembang pesatnya teknologi, baik dari segi komunikasi ataupun teknologi elektronik, moral serta perasaan tak lagi menjadi patokan yang kompeten untuk kehidupan. Dari segi apa seseorang yang hidup makmur selalu bahagia ?.Tidak, tidak semua yang berkehidupan makmur dan berteknologi canggih berkecukupan bahkan berlebihan tak selalu bahagia, itulah perasaan.

Semakin jauh kita melangkah akan hal yang menyakitkan, semakin jauh kita melangkah akan hal-hal yang membahagiakan. Semua tak berkembang seperti apa yang diharapkan, namun semuanya adalah keputusan kita sendiri untuk memilih apa yang akan dirasakan dan semua bukan salah siapa-siapa. Semakin seseorang bercermin maka ia akan menemukan dimana dan apa yang dirasakan. Diatas sebuah bukit, kini diperhatiakan tumbuh sebuah pohon rindang, namun adakah air akan menggusurnya turun ?. Tidak, semua hanya ilusi bagi sebatang pohon yang sudah tua itu. akan tetapi begitu pulalah manusia mengatakan bahwa perasaan itu berkembang,. Namun mereka akan mengerti seiring berjalanya waktu yang amat teramat sangat panjang.

bisa bayangkan betapa puasnya kita berlari mengejar ombak dengan tertawa riang mengeluarkan semua apa yang dirasakan, penat kesal dan marah namun bisa juga bahagia karena bisa melampiaskan semua itu. Dengar alunan gitar karena sesuai era teknologi bagaikan di paradise duniawi, mungkin sedikit menghempaskan lelah dan penat selama perajalanan kehidupan. Di tahap ini semuanya akan merasakan bagaimana indahnya perasaan itu. saat tersenyum dikala kesedihan akan merajalela dunia, tak ada kata satupun untuk mengasihani diri sendiri karena ketidak mampuan. Maka dari itu, tersenyumlah selama kau mampu , selama kau bisa untuk tersenyum menghapus semua luka. Untuk apa bersedih dan untuk apa mengis selama hati dan bibir mampu untuk tersenyum.

sesuai perkembangan teknologi dan perkembangan otak, tak hanya mono-perasaan yang harus dirasakan kita bisa mencampuskanya dengan berbagai perasaan selama kita mampu tuk bertahan untuk apa mengis jikalau ingin mengasihani diri sendir mengapa tak tersenyum ? untuk apa tertawa jika kau merasakan sebuah kebahagiaan yang sangat teramat dalam mengapa tak menangis saja ?. akan tetapi sebenarnya menagis juga diperlukan sebagai sensitifitas perasaan kita, sejauh mana kau menanam perasaan pada dirimu atau terhadap orang lain, maka sejauh mana kau mampu untuk bertahan jikalau kau mampu untuk menanamnya itu semua adalah hal yang mutlak.

" selama anda mampu mengapa tak lakukan hal yang bisa membuat orang lain bahagia tanpa mengorbankan apapun ? selama anda kuat mengapa tak melakukan sesuatu yang tanpa menyakiti siapapun ? ataukah semuanya hanya diam dengan hilangnya sesuai perkembangan zaman ? "

Tertawa, menangis, tersenyum, marah, sedih, menderita, terluka . Terheran mengapa semua orang didunia ini senang sekali atas penderitaan orang-orang yang ada disekelilingnya, dan membuat semua itu menjadi bahan olokkan. Apakah tak ada yang menyadari perasaan seseorang itu, mungkin ia tersenyum karena terluka betapa kuatnya ia,. namun satu hal yang harus di ketahui. jaiak seseorang terluka maka " maaf atau terima kasih" lah obatnya :)